Feeds:
Posts
Comments

Archive for January, 2009

paradoks…

this is a story about 4 people

“everybody” Somebody” Anybody”and “Nobody”

there was important job to be done

“Everybody” asked to do it

“Everybody” sure that “Somebody” will do it

“Anybody” could do it

But “Nobody” do it

“Somebody” get angry because that was “Everybody’s” job

“Everybody” thought that “Anybody” could do it

but “Nobody” realize that “Everybody” won’t do it

Finnaly, “everybody” blamed “Somebody”

When “Nobody” did the job

That could be done by “Anybody”

ada di gedung kayu

Read Full Post »

love u more…

again.. Again.. and, again…

I was dissapointed by

and

sometime, makes me angry

never end…

till the end… humps that was big trouble of mine

but no matter what, I must faced it

holding it into my rasionality

and tried to solve it

then, suddenly. I realize.

when I saw Rincostylis retusa that hanging on the top of

a big, strong, mysterious Tectona grandis branches

I realize

so.so clear…

that…

this is  a part of my mozaic of life

a part to go to maturity

and I have solved it

and,

I have passed the first level

of maturity test

merci beaucoup

LOVE U MORE…

Al-Hayaat

but, just one thing

that I want from u…

is…

Never ending learning until the end of ur life. learning from every fault that u had done.and everything. and then,  the most important thing is… being on time PLEASE

Read Full Post »

sekedar obrolan hangat

waktu itu saya sampai di bekasi agak larut.

hmm, ya bayangkan saja, bagaimana tidak macet…wong di jalan tol cipularang longsor. whalah macet nian. musti sabar saya dibuatnya. karena malam yang telah menghujam, dan gemarintik tetesan hujan yang mengguyur kota asal saya, bekasi, membuat perut saya yang tengah dilanda gemuruh gesekan dari cairan asam lambung yang kian menggelora, memebuat saya memutuskan untuk singgah ke kedai mi ayam favorit saya, walaupun di iompet saya hanya ada selembar uang 10ribuan.

saat sedang nikmat-nikmatnya menikmati mi ayam kesukaan saya, dengan pemandangan asap yang mengepul-ngepul yang keluar dari mangkok mi ayam, ditemani dengan harum semerbak dari mi ayam yang kian menusuh-nusuh perut, sekesiap saya mendengar percakapan yang renyah dan garing buat teling saya untuk disimak. percakapan tersebut berasal dari kedai jamu yang terletak persis di samping kedai mi ayam yang saya singgahi. percakapan antara tukang becak, tukang martabak, dan tukang jamunya sendiri. yah, gitu-gitu saya kan besar disana, jadi cukup mengenal paras merekalah. dan asal tau aja, walaupun profesi mereka termasuk red colar tapi pembicaraan mereka cukup berbobot lho. seru lah untuk dikupingin.

yah, intinya sih mereka membahas tentang keberlanjutan negara kita tercinta ini. wah betapa terpujinya bukan? repot-repot mereka masih menyisakan waktu teruntuk negeri kita tercinta ini. saat semua orang sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri, saat calon legislatif sibuk membuat rencana bagaimana balik modal bilamana suatu hari nanti terpilih menjadi wakil rakyat… “yang penting balik modfal dulu deh, urusan rakyat entar geu pikirin belakangan, gampanglah” sambil tertawa terkekeh. tapi ga semua calon kayak gitu kok, hanya saja, disinyalir, ya banyakan yang kayak gitu.

saat saya menulis tulisan ini, saya tengah berada di stasiun bekasi, menunggu kereta tujuan ke bandung. bayangkan saja, di tiket tertera jam keberangkatan kereta 8.30 tapi… sekarang sudah jam 10.00. bayangkan. bayangkan. betapa bosannya saya dibuatnya, bingung bukan kepalang, dikira ditinggal kereta. ya, saran pertama saya sih, buat semua orang di Indonesia terutama, tolong hargai waktu. baru kita berpikir muluk-muluk untuk maju. tapi, yah disetiap kejadian dan peristiwa, tentu ada hikmahnya. di sana, di stasiun kereta api bekasi, sangat jelas, sekali lagi saya tekankan, sangat jelas. Sangat jelas apa? jelas sekali terlihat ketimpangan sosial, kesenjangan sosial. uhgg, menyedihkan. disamping saya duduk seorang bapak perlente, dengan setelan jas hitam, yang bisa dibilang itu mewah, walaupun mungkin buat beliau itu pakaian yang paling jelek untuk dikenakan saat bepergian. didapan saya, tepat persis, ada pemulung yang mengais-ngais tong sampah dengan ekspektasi akan mendapatkan secuil potongan puzzle kehidupannya, pengharapan untuk melanjutkan kehidupannya. yah siapa tau dapet door prize. mendadak kaya raya. siapa tau. anak kecil kumal yang menggandeng adiknya yang juga sama-sama kecil, plus sama-sama kumal, hilir mudik mencari-cari orang yang sudi memberinya sesuap sarapan, buat mengisi tenaganya, dan melanjutkan meminta-minta lagi nanti siang di KRL biasanya.

sedih? banget…

kesel? iya

heran? pasti

trus mau ngapain? bingung

duit di dompet, untuk bulan ini, yang tinggal 9 ribu rupiah, bingung, ongkos ke kampus kira-kira 4000. yah masih sisa sih. kasih lah. tapi, coba, bapak yang perlente, benar-benar enggan untuk membelikan sebungkus nasi saja.

diluar sana, orang muluk-muluk, buat ngebantu, mengestimasi diri, sanggup menolong saudaranya sesama muslim, walaupun bentangan samudra yang memisahkan mesti diarungi. tapi, seakan ga sadar, saudaranya sendiri kelaparan, saudaranya di negeri sendiri, di tanah yang sama-sama diinjak, di tempat-tempat yang sama-sama dijejak. bukannya ngeremahin, ya, saya juga simpati, sama kehidupan serba sulit, penuh perang di negara saudara di arab nan jauh sana. miris selalu dibuatnya. tapi, buat apa kasak-kusuk merangkai selang yang panjang, kalau ada yang bisa ditolong denga hanya uluran tangan.

bagaimanapun saya tetap memegang prinsip yang udah ditanamkan sama pendahulu saya..dan diperkuat sama civitas tempat saya berada, dan biasa menonggokkan kepala..

“1 perbuatan itu lebih berarti daripada 1000 omongan”

dan kayak iklan salah satu jenis produk yang paling saya benci, tapi di iklannya itu cukup memberikan inspirasi..

“talk less, do more”

bukannya saya orang yang ga banyak omong. salah besar, saya adalah orang yang banyak sekali cerita, tapi untuk mengobral janji,,, mmm, kayaknya engga deh. tanggung jawabnya gede.

tapi dari seluruh tulisan ini, semata-mata hanyalah pendapat saya. bukannya menjudge yang lain salah, saya yang benar, ataupun sebaliknya. akan tetapi ini hanyalah salah satu bentuk dari menifestasi pandangan-pandanga berbeda yang sering saya rasakan. semuanya bisa saja benar, hanya saja dilihat dari sudut pandang berbeda. analoginya sih, ya seperti saat kamu lihat sebuah bola, saya liat dari atas, temen saya lihat dari bawah, keponakan saya lihat dari samping kanan, adik saya lihat dari samping kiri, buyut saya lihat dari sebelah barat laut, ketua rohis saya lihat dari sisi tenggara, dan suami saya lihat dari negeri antah berantah…(hehehe, belum punya soalnya) ya, semua itu tetaplah sama pada dasarnya. sama-sama lihat ke arah bola, dan bentuk yang dilihatnya juga sama. Complicated, but interesting.menggugah nalar, menggoncang iman (halah, apa sih. lebay nih!).

Semoga, Allah dengan karunianya yang Maha Besar, Maha Kasih, menolong saudara-saudara saya, saudara  kita, baik yang berada di gempuran kebiadaban Israel,  maupun mereka yang sedang berjuang di tengah gempuran kebiadaban kehidupan di negeri nenek moyang, negeri sendiri.

Amiin

Read Full Post »