Siang(21 Oktober 2011) ini menjadi siang yang menghidupkan kembali semangat bagi kami.
Di kelas Manajeman Bioindustri dan Kewirausaahan kami kedatangan seorang dosen tamu salah satu pendiri dari salah satu pemain Industri Kreatif di kota Bandung yang cukup ternama, yaitu pak Ben salah satu pendiri Mahanagari. Beliau adalah alumi Desain ITB angkatan 93’.
Datang dengan setelan koko putih yang santai namun rapi (kebanyakan orang/wanita, karena penulis adalah wanita, suka liat cowo pake baju koko). Di kesempatan kali ini beliau berbagi kepada kami, mengenai cerita dan pengalaman beliau semenjak menjalankan bisnis ini.
Bersama dengan kawannya, Hanafi, pada tahun 98’mereka mendirikan sebuah bisnis sederhana yaitu desain kaos tentang Bandung. Hal itu dirasakan karena saat Ben kesulitan mencari kaus yang bertuliskan ‘Tema Bandung’ di daerah Bandung. Yang ditemuinya malahan kaus yang bertulisakan Bali. (aneh, di bandung jualan kaos bali..pikirnya).
Singkat cerita, saat mereka membuat suatu display di Restoran Setia Budi, dengan dana yang terbatas mereka membuat perangkat display dari kardus. Dari sanalah timbul opini dari masyarakat, yang tidak direncanakan sebelumnya oleh pihak perusahaan, bahwa Mahanagari adalah perusahaan yang Cinta Lingkungan. Di waktu yang lain, saat itu Ben menerima kesempatan mendapat ruang display selebar 6m (space yang cukup luas) padahal mereka baru memiliki 5 desain kaos. Kebingungan tidak dapat dihindari. Dari sana Ben dan Hanafi mengisi space kosong dengan sejarah kota Bandung. Dari sanalah timbul opini masyarakat, yang lagi-lagi tidak disangka oleh perusahaan, bahwa Mahanagari adalah perusahaan yang perduli dengan budaya dan sejarah kota Bandung.
Setiap usaha pasti ada jatuh bangunnya, ada suka dukanya. Dan itu pun dialami juga oleh mereka. Tapi bukan berarti kejatuhan adalah akhir dari segala-galanya kan? Ada suatu quotes yang disampaikan olehnya. “Dengan kreatifitas sebagai tulang punggung, kami selalu mencoba pendekatan baru. Untuk mendapatkan perhatian konsumen dan loyaitas dari mereka”. Dan jika dilihat, desain-desain yang mereka keluarkan adalah desain-desain yang menarik dan kadang nyeleneh, serta mengangkat sosio budaya dan berbagai dilematika dalam kehidupan urang Bandung (khas anak-anak FSRD lah..I like this!). Misalnya saja, desain kota Bandung dan jalur angkot yang dibuat terbalik. Mungkin buat orang yang melihatnya terlihat aneh, tapi ternyata kaos itu didesain agar sang pemakai bisa membaca peta jalur angkot yang ada di kaosnya itu. Kata Ben “Biarin orang-orang gak bisa baca, mereka kan gak bayar tu peta.” Hahaha, ada-ada saja memang idenya. 😀

Sybrand, "local genius" mahanagari asal Belanda yang suka keliling kota Bandung naik angkot dan sepeda.
Pernah, dalam menentukan desain kaos MU vs PERSIB, (0 : 3) thn 2028, terjadi kepesimisan dari tim R&D mereka. Tapi kata Ben “Konsumen tidak lebih tahu daripada kita. Karena tidak semua konsumen itu futuristic. Jika kamu mau tau, kamu harus melakukannya.”. Meski mendapat tanggapan yang kurang dari pihak manajemen, akan tetapi hal yang berbeda dari perkiraan terjadi. Desain itu menjadi best seller…dan ratingnya masih bertahan hingga sekarang.

public tour mahanagari yang membuahkan kepurusan menjadi kawasan konservasi karst oleh pemerintah kota Bandung.
Mahanagari sendiriakhirnya menemukan feel dari bisnis yang mereka jalankan. Yaitu, “Perusahaan Kampanye Budaya” dan kaos hanyalah salah satu produknya. Saat itu Ben mengatakan “Bisnis adalah bagaimana memberikan nilai tambah. Dan uang hanyalah salah satu tool untuk mengembangkan usaha Anda.” Yup, lewat Mahanagari, mereka berusaha memberikan nilai tambah, manfaat bagi kota Bandung kesayangan mereka. Lewat Mahanagari, mereka mengkampanyekan betapa berharganya budaya yang urang Bandung. Mereka membuat banner tentang sejarah kota bandung yang dipasang di sepanjang jembatan layang. Mereka juga membuat kegiatan wisata kota dan daerah di sekitar Bandung untuk memperkenalkan lebih dekat kepada masyarakat, hingga di salah tur “Gua Pawon” berhasil dicanangkan oleh pemerintah kota Bandung karena salah satu kawasan karst dan tidak boleh ditambang. Mereka mengembangkan bentuk kemasan “Hand Carry” yang terbuat dari kardus, di setiap pembelian kaos, yang pada gambar dibelakangnya digambari dengan kampanye berbagai kegiatan dan komunitas masyarakat yang peduli pada lingungan, seperti rumah botolnya pak Emil (dosen Arsi ITB), ataupun biokon (komunitas konservasi burung di kota Bandung) secara cuma-cuma. Like this gak tuh!
Dalam memilih brand Ambassador pun mereka tidak hanya sekedar memilih model-model berparas ayu dan tampan. Mereka menyebutnya “Local Genius” yaitu orang-orang biasa Bandung yang berkontribusi bagi kota Bandung sendiri. Salah satunya adaah salah satu supir angkot jurusan Riung-Dago yang mengangkat dan membiayai anak yatim, meski beliau telah memiliki 3 orang anak. Subhanallah sekali ya supir angkot ini..^_^
Sampai saat ini Mahanagari telah mendapatkan beberapa penghargaan, dari dari gubernur Jabar, dan Presiden, namun beum dari walikota (“soalnya kami kadang2 suka agak ngebencandaain pemerintah kota bandung juga sih..” kata Ben iseng)
Ketika ditanya bagimana menciptakan banyak ide, Ben mengatakan “Dengarkanlah orang lain dari berbagai pengalaman.Senang-senanglah bergaul, dari sana lo tau kepada siapa harus bertanya. Milikilah banyak mentor. Dan sering jalan-jalan juga. Jangan bergaul dilingkungan yang sama, karena akan membuat lo jadi stuck. Yang penting adalah lingkungan itu mempengaruhi kita banget lho. Coba aja, rajin-rajin solat di Salman tiap hari, yakin deh, jadi orang baik :D”
Aah….memang benar adanya “manusia yang terbaik adalah manusia yang paling bermanfaat bagi sesamanya, bagi lingkungannya”. Aku tersenyum-senyum ketika mendengar komentar salah satu PIC marketing kami (yang gw sendiri akuin, pemikiran dia juga keren banget)…”Gileee TA, emang ya orang-orang entrepreneur itu nge-brain wash banget! Hahaha, gw suka…ayo kapan kita jalan ni!”
Ya Rab, ridhai langkah dan maksud baik kami… ”Menjadi insan yang bermanfaat, seperti mereka..Aamiin”
(semua foto diambil dari www.mahanagari.com dan www.mahanagari.multiply.com ) Thanks pak Ben. ^_^
orang yang depan angkot caringin dago itu, rasanya saya kenal.. 🙂